Legenda Reog Ponorogo
Posted by admin3 on | 0 komentar
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak,
dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah
salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan
hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Home » Asal Usul » Asal Usul Reog Ponorogo
Asal Usul Reog Ponorogo
Administrator
2 Comments
Asal Usul
Rabu, 30 Juli 2014
Reog Ponorogo adalah salah satu kesenian warisan leluhur Indonesia yang
sempat diklaim secara sepihak oleh negara Malaysia. Pengklaiman ini
sendiri sebetulnya terjadi karena kebudayaan tersebut dibawa oleh warga
Ponorogo yang datang dan menetap di Malaysia kemudian berkembang pesat
disana, dan pula jika ditinjau dari sisi sejarah, asal usul reog
ponorogo memang lahir dan berkembang di Indonesia lebih dulu. Untuk
mengetahui asal-usul reog Ponorogo lebih jauh, mari kita simak
pembahasan berikut:
Asal Usul Reog Ponorogo
Asal Usul Reog Ponorogo
Menurut cerita yang berkembang, asal usul Reog Ponorogo dilatarbelakangi
oleh kisah perjalanan Raja Kerajaan Bantarangin, yaitu Prabu Kelana
Sewandana yang tengah mencari calon permaisurinya pada tahun 900 Saka.
Calon permaisuri tersebut dicari karena kabur dari kerajaan Bantarangin.
Calon permaisuri yang bernama Dewi Sanggalangit yang juga adalah putri
kerajaan Kediri ini kabur karena tidak ingin dijodohkan dengan sang
Prabu Kelana.
Setelah perjalanan berhari-hari, Dewi Sanggalangit pun akhirnya
ditemukan disebuah goa ketika ia tengah bersemedi. Ketika diajak pulang
untuk dinikahi, putri Kediri tetap tak mau. Sang prabu pun merayunya
dengan janji akan menuruti segala apapun permintaan yang diajukan oleh
sang calon permaisuri. Dari hasil semedi, sang putripun mendapat wahyu
agar memintakan sebuah kesenian baru yang belum pernah ada sebelumnya
dimana kesenian tersebut harus menggambarkan bahwa sang calon permaisuri
adalah memang orang yang benar-benar dicintai sang raja.
Setelah berpikir cukup keras berhari-hari, akhirnya sang prabu mendapat
wahyu dari Dewi Parwati untuk membuat seni pertunjukan berupa tarian
menggunakan barongan berupa reog. Reognya sendiri dibuat sangat besar
dengan perlambangan cinta berupa bulu burung merak dan kepala harimau.
Bulu burung merak melambangkan sang calon permaisuri dan kepala harimau
melambangkan sang Prabu. Tarian reog ponorogo kala itupun langsung
dipertontonkan pada sang calon permaisuri. Melihat tarian tersebut, sang
calon permaisuri pu n sangat senang dan berjanji mau dinikahi sang
prabu asal tarian reog tersebut dipertontonkan setiap tahun ketika
memperingati hari pernikahan mereka. Sejak saat itulah reog ponorogopun
lahir.
Cerita asal usul reog ponorogo tersebut berkembang di masyarakat hingga
kini. Kendati demikian, sebetulnya nama reog baru diperkenalkan sejak
tahun 1989. Sebelumnya reog dikenal dengan nama REYOG. Nama tersebut
diganti oleh Bupati Ponorogo Markum Singomedjo untuk tujuan propaganda
pembangunan. Nama REOG dipilih karena sangat cocok digunakan sebagai
akronim dari slogan resmi kabupaten ponorogo yaitu “Resik, Endah, Omber,
Girang gemirang”.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/07/asal-usul-reog-ponorogo.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/07/asal-usul-reog-ponorogo.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Ada lima versi mengenai asal mula kesenian Reog Ponorogo ini. Adapun
salah satu cerita yang paling terkenal dari kelima cerita tersebut
adalah ketika salah satu abdi yang bernama Ki Ageng Kutu berniat untuk
melakukan pemberontakan kepada pimpinan Majapahit yang pada saat itu
dijabat oleh Bhre Kertabhumi. Kejadian yang terjadi pada abad ke-15
tersebut dilatarbelakangi oleh murkanya Ki Ageng Kutu kepada istri sang
Raja yang berasal dari Tiongkok. Hal tersebut dikarenakan dirinya merasa
istri sang raja mempunyai pengaruh yang kuat terhadap raja. Selain itu,
dirinya juga merasa bahwa raja hanya diam saja terhadap tindakan
korupsi yang dilakukan oleh pemerintahan Majapahit kala itu. Pada saat
itu, diramalkan bahwa Majapahit akan segera berakhir dalam waktu cepat
atau lambat.
Murka yang dirasakan oleh Ki Ageng Kutu ini semakin besar seiring
berjalannya waktu. ketidaknyamanan yang dirasakan membuatnya memutuskan
untuk meninggalkan posisinya sebagai abdi kerajaan dan mulai membuka
sebuah sasana silat. Di sasana tersebut dirinya mengajari anak-anak
mengenai ilmu bela diri, ilmu kekebalan serta ilmu kesempurnaan. Dengan
melakukan hal tersebut, dirinya berharap anak-anak muda itu dapat
menjadi bibit-bibit unggul jika Kerajaan Majapahit kebali bangkit.
Seiring berjalannya waktu, Ki Ageng Kutu baru menyadari bahwa pasukan
yang dibentuknya tersebut masih terlalu kecil untuk menggulingkan Bhre
Kertabhumi dari posisinya sebagai raja, hal itulah yang kemudian
mengilhaminya untuk menciptakan sebuah tarian yang diberi nama Reog.
Nah, pertunjukan Reog inilah yang menjadi cara Ki Ageng Kutu untuk
menambah kekuatan masyarakat lokal guna menggulingkan raja yang tengah
berkuasa.
Properti yang selalu digunakan untuk pertunjukan Reog Ponorogo ini tetap sama dengan awal pertama kesenian ini muncul.yakni penggunaan topeng yang mempunyai kepada seperti harimau atau singa yang diberi nama “Singa Barong”. Bagian atas dari Singa Barong ini terdapat banyak bulu-bulu merak yang bentuknya menyerupai kipas. Singa Barong ini dibuat oleh Ki Ageng Kutu tersebut menggambarkan “raja hutan” atau seorang yang berkuasa. Topeng itu menggambarkan karakter Kerthabumi. Adapun arti dari bulu-bulu merak yang terdapat di atasnya juga menggambarkan sesuatu, yakni teman-teman Kerthabumu yang berada dari Tiongkok serta yang “ada di dalam kepalanya”, mengatur semua gerakan yang diperbuat oleh Kerthabumi. Di kesenian tersebut juga ada beberapa orang yang memainkan Jatilan, yaitu sekelompok penari gemblak yang menaiki kendaraan kuda sebagai simbol dari pasukan bersenjata dari Kerajaan Majapahit. Di dalam kelompok Jatilan ini tampak kontras dengan adanya warok yang menggunakan topeng berwarna merah.
Popularitas Reog semakin meningkat dari hari ke hari. Hal itu menimbulkan perasaan tidak senang di hati Bhre Kerthabumi. Ia merasa tidak senang karena sadar bahwa Reog itu merupakan cibiran secara tidak langsung terhadapnya yang menjabat sebagai raja. Tidak membutuhkan waktu yang lama, Bhre Kerthabumi langsung menyerang perguruan yang dibentuk Ki Ageng Kutu dan berhasil mengakhiri pemberontakan yang akan dilakukan oleh warok. Namun, hal itu tidak menghalangi aksi dari murid perguruan Ki Ageng Kutu. Mereka tetap melakukan pementasan Reog secara diam-diam karena masyarakat sudah terlanjur mencintai kesenian ini. Itulah sebabnya mereka kemudian membuat cerita baru serta karakter baru yang berasal dari cerita Rakyat Ponorogo seperti Sri Genthayu, Kelono Sewandono, dan Dewi Songgolangit.
Cerita mengenai kesenian Reog Ponorogo yang berkembang di masyarakat sama dengan cerita yang dipentaskan dalam tarian Reog Ponorogo itu sendiri. Cerita tersebut berkisah mengenai seorang putri yang mempunyai paras sangat cantik bernama Dewi Sanggalangit. Ia merupakan putri dari raja yang amat terkenal di daerah Kediri. Karena kecantikan itulah membuat banyak pangeran serta raja yang berniat untuk meminangnya. Akan tetapi, Dewi Sanggalangit belum berminat untuk menikah, hal tersebut membuat sang raja bertanya-tanya. Ia langsung mendatangi Sanggalangit untuk menanyakan mengapa selalu menolak pinangan yang datang. Sanggalangit hanya mengatakan bahwa ada satu syarat yang dirinya sendiri belum tahu. Demi mengetahui syarat tersebut ia kemudian melakukan semedi dan bertanya kepada dewa supaya mendapatkan jawaban terbaik.
Setelah empat hari melakukan semedi, Sanggalangit akhirnya menghadap sang raja dan memberi tahu persyaratan yang sudah didapatkannya. Dia mengatakan bahwa dirinya menginginkan calon suami yang bisa menciptakan sebuah tontonan menarik yang di dalamnya terdapat hewan berkepala dua dan 140 ekor kuda kembar. Banyak calon peminang Sanggalangit yang menyerah setelah mendengar syarat tersebut. Akan tetapi, ada dua orang yang masih berani untuk melanjutkan perjuangannya mendapatkan cinta Sanggalangit yakni Singabarong dari Kerajaan Lodaya dan Kelanaswandan dari Kerajaan Bandarangin.
Kelanaswandana mampu untuk mengumpulkan semua persyaratan dari Sanggalangit. Namun, dirinya tidak bisa mendapatkan hewan berkepala dua. Ketika dirinya hendak mencari hewan tersebut, ia memerintahkan patihnya untuk menyelidiki Singabarong. Hal tersebut dikarenakan Singabarong dikenal sebagai raja yang tidak kenal ampun dan akan melakukan apa saja untuk menang. Ternyata benar saja, Singabarong memang berniat untuk menyabotase Kelanaswanda. Hal itu membuat Kelanaswandana segera menyerang kerajaan Singabarong dan mengajaknya bertempur satu lawan satu.
Mereka berdua akhirnya melakukan pertempuran. Ketika Singabarong belum bersiap-siap, Kelanaswandana segera mengeluarkan kesaktiannya. Hal itu menyebabkan burung merak yang sedan asyik mematuki kepalanya menempel dan membuat Singabarong menjadi berkepala dua. Dirinya mengamuk, kemudian Singabarong menghunuskan kerisnya ke arah Kelanaswandana. Namun Kelanaswanda berhasil menghindar dan membalasnya dengan pecutan cambuk Samandiman. Pecutan dari cambuk Samandiman itu ternyata memiliki kesaktian yang membuat Singabarong terpental sehingga berubah menjadi hewan yang berkepala dua. Dengan demikian, membuat Kelanaswanda berhasil untuk memenuhi persyaratan yang diajukan oleh Sanggalanggit. Ketika Kelanaswandana sampai di Wengker, seluruh masyarakat yang ada di sana pun bersorak gembira melihat pertunjukan yang disuguhkan. Terlebih lagi ketika mereka melihat adanya hewan aneh yang berkepala dua. Pada akhirnya, Dewi Sanggalangit dan Kelanaswandana menikah. Pernikahan tersebut diabadikan sebagai sejarah penting lahirnya kesenian Reog Ponorogo yang menjadi salah satu kesenian tradisional asli Indonesia.
Properti yang selalu digunakan untuk pertunjukan Reog Ponorogo ini tetap sama dengan awal pertama kesenian ini muncul.yakni penggunaan topeng yang mempunyai kepada seperti harimau atau singa yang diberi nama “Singa Barong”. Bagian atas dari Singa Barong ini terdapat banyak bulu-bulu merak yang bentuknya menyerupai kipas. Singa Barong ini dibuat oleh Ki Ageng Kutu tersebut menggambarkan “raja hutan” atau seorang yang berkuasa. Topeng itu menggambarkan karakter Kerthabumi. Adapun arti dari bulu-bulu merak yang terdapat di atasnya juga menggambarkan sesuatu, yakni teman-teman Kerthabumu yang berada dari Tiongkok serta yang “ada di dalam kepalanya”, mengatur semua gerakan yang diperbuat oleh Kerthabumi. Di kesenian tersebut juga ada beberapa orang yang memainkan Jatilan, yaitu sekelompok penari gemblak yang menaiki kendaraan kuda sebagai simbol dari pasukan bersenjata dari Kerajaan Majapahit. Di dalam kelompok Jatilan ini tampak kontras dengan adanya warok yang menggunakan topeng berwarna merah.
Popularitas Reog semakin meningkat dari hari ke hari. Hal itu menimbulkan perasaan tidak senang di hati Bhre Kerthabumi. Ia merasa tidak senang karena sadar bahwa Reog itu merupakan cibiran secara tidak langsung terhadapnya yang menjabat sebagai raja. Tidak membutuhkan waktu yang lama, Bhre Kerthabumi langsung menyerang perguruan yang dibentuk Ki Ageng Kutu dan berhasil mengakhiri pemberontakan yang akan dilakukan oleh warok. Namun, hal itu tidak menghalangi aksi dari murid perguruan Ki Ageng Kutu. Mereka tetap melakukan pementasan Reog secara diam-diam karena masyarakat sudah terlanjur mencintai kesenian ini. Itulah sebabnya mereka kemudian membuat cerita baru serta karakter baru yang berasal dari cerita Rakyat Ponorogo seperti Sri Genthayu, Kelono Sewandono, dan Dewi Songgolangit.
Cerita mengenai kesenian Reog Ponorogo yang berkembang di masyarakat sama dengan cerita yang dipentaskan dalam tarian Reog Ponorogo itu sendiri. Cerita tersebut berkisah mengenai seorang putri yang mempunyai paras sangat cantik bernama Dewi Sanggalangit. Ia merupakan putri dari raja yang amat terkenal di daerah Kediri. Karena kecantikan itulah membuat banyak pangeran serta raja yang berniat untuk meminangnya. Akan tetapi, Dewi Sanggalangit belum berminat untuk menikah, hal tersebut membuat sang raja bertanya-tanya. Ia langsung mendatangi Sanggalangit untuk menanyakan mengapa selalu menolak pinangan yang datang. Sanggalangit hanya mengatakan bahwa ada satu syarat yang dirinya sendiri belum tahu. Demi mengetahui syarat tersebut ia kemudian melakukan semedi dan bertanya kepada dewa supaya mendapatkan jawaban terbaik.
Setelah empat hari melakukan semedi, Sanggalangit akhirnya menghadap sang raja dan memberi tahu persyaratan yang sudah didapatkannya. Dia mengatakan bahwa dirinya menginginkan calon suami yang bisa menciptakan sebuah tontonan menarik yang di dalamnya terdapat hewan berkepala dua dan 140 ekor kuda kembar. Banyak calon peminang Sanggalangit yang menyerah setelah mendengar syarat tersebut. Akan tetapi, ada dua orang yang masih berani untuk melanjutkan perjuangannya mendapatkan cinta Sanggalangit yakni Singabarong dari Kerajaan Lodaya dan Kelanaswandan dari Kerajaan Bandarangin.
Kelanaswandana mampu untuk mengumpulkan semua persyaratan dari Sanggalangit. Namun, dirinya tidak bisa mendapatkan hewan berkepala dua. Ketika dirinya hendak mencari hewan tersebut, ia memerintahkan patihnya untuk menyelidiki Singabarong. Hal tersebut dikarenakan Singabarong dikenal sebagai raja yang tidak kenal ampun dan akan melakukan apa saja untuk menang. Ternyata benar saja, Singabarong memang berniat untuk menyabotase Kelanaswanda. Hal itu membuat Kelanaswandana segera menyerang kerajaan Singabarong dan mengajaknya bertempur satu lawan satu.
Mereka berdua akhirnya melakukan pertempuran. Ketika Singabarong belum bersiap-siap, Kelanaswandana segera mengeluarkan kesaktiannya. Hal itu menyebabkan burung merak yang sedan asyik mematuki kepalanya menempel dan membuat Singabarong menjadi berkepala dua. Dirinya mengamuk, kemudian Singabarong menghunuskan kerisnya ke arah Kelanaswandana. Namun Kelanaswanda berhasil menghindar dan membalasnya dengan pecutan cambuk Samandiman. Pecutan dari cambuk Samandiman itu ternyata memiliki kesaktian yang membuat Singabarong terpental sehingga berubah menjadi hewan yang berkepala dua. Dengan demikian, membuat Kelanaswanda berhasil untuk memenuhi persyaratan yang diajukan oleh Sanggalanggit. Ketika Kelanaswandana sampai di Wengker, seluruh masyarakat yang ada di sana pun bersorak gembira melihat pertunjukan yang disuguhkan. Terlebih lagi ketika mereka melihat adanya hewan aneh yang berkepala dua. Pada akhirnya, Dewi Sanggalangit dan Kelanaswandana menikah. Pernikahan tersebut diabadikan sebagai sejarah penting lahirnya kesenian Reog Ponorogo yang menjadi salah satu kesenian tradisional asli Indonesia.
Home » Asal Usul » Asal Usul Reog Ponorogo
Asal Usul Reog Ponorogo
Administrator
2 Comments
Asal Usul
Rabu, 30 Juli 2014
Reog Ponorogo adalah salah satu kesenian warisan leluhur Indonesia yang
sempat diklaim secara sepihak oleh negara Malaysia. Pengklaiman ini
sendiri sebetulnya terjadi karena kebudayaan tersebut dibawa oleh warga
Ponorogo yang datang dan menetap di Malaysia kemudian berkembang pesat
disana, dan pula jika ditinjau dari sisi sejarah, asal usul reog
ponorogo memang lahir dan berkembang di Indonesia lebih dulu. Untuk
mengetahui asal-usul reog Ponorogo lebih jauh, mari kita simak
pembahasan berikut:
Asal Usul Reog Ponorogo
Asal Usul Reog Ponorogo
Menurut cerita yang berkembang, asal usul Reog Ponorogo dilatarbelakangi
oleh kisah perjalanan Raja Kerajaan Bantarangin, yaitu Prabu Kelana
Sewandana yang tengah mencari calon permaisurinya pada tahun 900 Saka.
Calon permaisuri tersebut dicari karena kabur dari kerajaan Bantarangin.
Calon permaisuri yang bernama Dewi Sanggalangit yang juga adalah putri
kerajaan Kediri ini kabur karena tidak ingin dijodohkan dengan sang
Prabu Kelana.
Setelah perjalanan berhari-hari, Dewi Sanggalangit pun akhirnya
ditemukan disebuah goa ketika ia tengah bersemedi. Ketika diajak pulang
untuk dinikahi, putri Kediri tetap tak mau. Sang prabu pun merayunya
dengan janji akan menuruti segala apapun permintaan yang diajukan oleh
sang calon permaisuri. Dari hasil semedi, sang putripun mendapat wahyu
agar memintakan sebuah kesenian baru yang belum pernah ada sebelumnya
dimana kesenian tersebut harus menggambarkan bahwa sang calon permaisuri
adalah memang orang yang benar-benar dicintai sang raja.
Setelah berpikir cukup keras berhari-hari, akhirnya sang prabu mendapat
wahyu dari Dewi Parwati untuk membuat seni pertunjukan berupa tarian
menggunakan barongan berupa reog. Reognya sendiri dibuat sangat besar
dengan perlambangan cinta berupa bulu burung merak dan kepala harimau.
Bulu burung merak melambangkan sang calon permaisuri dan kepala harimau
melambangkan sang Prabu. Tarian reog ponorogo kala itupun langsung
dipertontonkan pada sang calon permaisuri. Melihat tarian tersebut, sang
calon permaisuri pu n sangat senang dan berjanji mau dinikahi sang
prabu asal tarian reog tersebut dipertontonkan setiap tahun ketika
memperingati hari pernikahan mereka. Sejak saat itulah reog ponorogopun
lahir.
Cerita asal usul reog ponorogo tersebut berkembang di masyarakat hingga
kini. Kendati demikian, sebetulnya nama reog baru diperkenalkan sejak
tahun 1989. Sebelumnya reog dikenal dengan nama REYOG. Nama tersebut
diganti oleh Bupati Ponorogo Markum Singomedjo untuk tujuan propaganda
pembangunan. Nama REOG dipilih karena sangat cocok digunakan sebagai
akronim dari slogan resmi kabupaten ponorogo yaitu “Resik, Endah, Omber,
Girang gemirang”.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/07/asal-usul-reog-ponorogo.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/07/asal-usul-reog-ponorogo.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Home » Asal Usul » Asal Usul Reog Ponorogo
Asal Usul Reog Ponorogo
Administrator
2 Comments
Asal Usul
Rabu, 30 Juli 2014
Reog Ponorogo adalah salah satu kesenian warisan leluhur Indonesia yang
sempat diklaim secara sepihak oleh negara Malaysia. Pengklaiman ini
sendiri sebetulnya terjadi karena kebudayaan tersebut dibawa oleh warga
Ponorogo yang datang dan menetap di Malaysia kemudian berkembang pesat
disana, dan pula jika ditinjau dari sisi sejarah, asal usul reog
ponorogo memang lahir dan berkembang di Indonesia lebih dulu. Untuk
mengetahui asal-usul reog Ponorogo lebih jauh, mari kita simak
pembahasan berikut:
Asal Usul Reog Ponorogo
Asal Usul Reog Ponorogo
Menurut cerita yang berkembang, asal usul Reog Ponorogo dilatarbelakangi
oleh kisah perjalanan Raja Kerajaan Bantarangin, yaitu Prabu Kelana
Sewandana yang tengah mencari calon permaisurinya pada tahun 900 Saka.
Calon permaisuri tersebut dicari karena kabur dari kerajaan Bantarangin.
Calon permaisuri yang bernama Dewi Sanggalangit yang juga adalah putri
kerajaan Kediri ini kabur karena tidak ingin dijodohkan dengan sang
Prabu Kelana.
Setelah perjalanan berhari-hari, Dewi Sanggalangit pun akhirnya
ditemukan disebuah goa ketika ia tengah bersemedi. Ketika diajak pulang
untuk dinikahi, putri Kediri tetap tak mau. Sang prabu pun merayunya
dengan janji akan menuruti segala apapun permintaan yang diajukan oleh
sang calon permaisuri. Dari hasil semedi, sang putripun mendapat wahyu
agar memintakan sebuah kesenian baru yang belum pernah ada sebelumnya
dimana kesenian tersebut harus menggambarkan bahwa sang calon permaisuri
adalah memang orang yang benar-benar dicintai sang raja.
Setelah berpikir cukup keras berhari-hari, akhirnya sang prabu mendapat
wahyu dari Dewi Parwati untuk membuat seni pertunjukan berupa tarian
menggunakan barongan berupa reog. Reognya sendiri dibuat sangat besar
dengan perlambangan cinta berupa bulu burung merak dan kepala harimau.
Bulu burung merak melambangkan sang calon permaisuri dan kepala harimau
melambangkan sang Prabu. Tarian reog ponorogo kala itupun langsung
dipertontonkan pada sang calon permaisuri. Melihat tarian tersebut, sang
calon permaisuri pu n sangat senang dan berjanji mau dinikahi sang
prabu asal tarian reog tersebut dipertontonkan setiap tahun ketika
memperingati hari pernikahan mereka. Sejak saat itulah reog ponorogopun
lahir.
Cerita asal usul reog ponorogo tersebut berkembang di masyarakat hingga
kini. Kendati demikian, sebetulnya nama reog baru diperkenalkan sejak
tahun 1989. Sebelumnya reog dikenal dengan nama REYOG. Nama tersebut
diganti oleh Bupati Ponorogo Markum Singomedjo untuk tujuan propaganda
pembangunan. Nama REOG dipilih karena sangat cocok digunakan sebagai
akronim dari slogan resmi kabupaten ponorogo yaitu “Resik, Endah, Omber,
Girang gemirang”.
Demikianlah cerita asal usul reog ponorogo yang dipercayai oleh
masyarakat sekitar sebagai awal lahirnya kesenian ini. Semoga cerita ini
dapat meyakinkan kita bahwa memang kesenian reog ponorogo memang
benar-benar hasil karya budaya leluhur tanah air Indonesia pada tempo
dulu.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/07/asal-usul-reog-ponorogo.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/07/asal-usul-reog-ponorogo.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Home » Asal Usul » Asal Usul Reog Ponorogo
Asal Usul Reog Ponorogo
Administrator
2 Comments
Asal Usul
Rabu, 30 Juli 2014
Reog Ponorogo adalah salah satu kesenian warisan leluhur Indonesia yang
sempat diklaim secara sepihak oleh negara Malaysia. Pengklaiman ini
sendiri sebetulnya terjadi karena kebudayaan tersebut dibawa oleh warga
Ponorogo yang datang dan menetap di Malaysia kemudian berkembang pesat
disana, dan pula jika ditinjau dari sisi sejarah, asal usul reog
ponorogo memang lahir dan berkembang di Indonesia lebih dulu. Untuk
mengetahui asal-usul reog Ponorogo lebih jauh, mari kita simak
pembahasan berikut:
Asal Usul Reog Ponorogo
Asal Usul Reog Ponorogo
Menurut cerita yang berkembang, asal usul Reog Ponorogo dilatarbelakangi
oleh kisah perjalanan Raja Kerajaan Bantarangin, yaitu Prabu Kelana
Sewandana yang tengah mencari calon permaisurinya pada tahun 900 Saka.
Calon permaisuri tersebut dicari karena kabur dari kerajaan Bantarangin.
Calon permaisuri yang bernama Dewi Sanggalangit yang juga adalah putri
kerajaan Kediri ini kabur karena tidak ingin dijodohkan dengan sang
Prabu Kelana.
Setelah perjalanan berhari-hari, Dewi Sanggalangit pun akhirnya
ditemukan disebuah goa ketika ia tengah bersemedi. Ketika diajak pulang
untuk dinikahi, putri Kediri tetap tak mau. Sang prabu pun merayunya
dengan janji akan menuruti segala apapun permintaan yang diajukan oleh
sang calon permaisuri. Dari hasil semedi, sang putripun mendapat wahyu
agar memintakan sebuah kesenian baru yang belum pernah ada sebelumnya
dimana kesenian tersebut harus menggambarkan bahwa sang calon permaisuri
adalah memang orang yang benar-benar dicintai sang raja.
Setelah berpikir cukup keras berhari-hari, akhirnya sang prabu mendapat
wahyu dari Dewi Parwati untuk membuat seni pertunjukan berupa tarian
menggunakan barongan berupa reog. Reognya sendiri dibuat sangat besar
dengan perlambangan cinta berupa bulu burung merak dan kepala harimau.
Bulu burung merak melambangkan sang calon permaisuri dan kepala harimau
melambangkan sang Prabu. Tarian reog ponorogo kala itupun langsung
dipertontonkan pada sang calon permaisuri. Melihat tarian tersebut, sang
calon permaisuri pu n sangat senang dan berjanji mau dinikahi sang
prabu asal tarian reog tersebut dipertontonkan setiap tahun ketika
memperingati hari pernikahan mereka. Sejak saat itulah reog ponorogopun
lahir.
Cerita asal usul reog ponorogo tersebut berkembang di masyarakat hingga
kini. Kendati demikian, sebetulnya nama reog baru diperkenalkan sejak
tahun 1989. Sebelumnya reog dikenal dengan nama REYOG. Nama tersebut
diganti oleh Bupati Ponorogo Markum Singomedjo untuk tujuan propaganda
pembangunan. Nama REOG dipilih karena sangat cocok digunakan sebagai
akronim dari slogan resmi kabupaten ponorogo yaitu “Resik, Endah, Omber,
Girang gemirang”.
Demikianlah cerita asal usul reog ponorogo yang dipercayai oleh
masyarakat sekitar sebagai awal lahirnya kesenian ini. Semoga cerita ini
dapat meyakinkan kita bahwa memang kesenian reog ponorogo memang
benar-benar hasil karya budaya leluhur tanah air Indonesia pada tempo
dulu.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/07/asal-usul-reog-ponorogo.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/07/asal-usul-reog-ponorogo.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Home » Asal Usul » Asal Usul Reog Ponorogo
Asal Usul Reog Ponorogo
Administrator
2 Comments
Asal Usul
Rabu, 30 Juli 2014
Reog Ponorogo adalah salah satu kesenian warisan leluhur Indonesia yang
sempat diklaim secara sepihak oleh negara Malaysia. Pengklaiman ini
sendiri sebetulnya terjadi karena kebudayaan tersebut dibawa oleh warga
Ponorogo yang datang dan menetap di Malaysia kemudian berkembang pesat
disana, dan pula jika ditinjau dari sisi sejarah, asal usul reog
ponorogo memang lahir dan berkembang di Indonesia lebih dulu. Untuk
mengetahui asal-usul reog Ponorogo lebih jauh, mari kita simak
pembahasan berikut:
Asal Usul Reog Ponorogo
Asal Usul Reog Ponorogo
Menurut cerita yang berkembang, asal usul Reog Ponorogo dilatarbelakangi
oleh kisah perjalanan Raja Kerajaan Bantarangin, yaitu Prabu Kelana
Sewandana yang tengah mencari calon permaisurinya pada tahun 900 Saka.
Calon permaisuri tersebut dicari karena kabur dari kerajaan Bantarangin.
Calon permaisuri yang bernama Dewi Sanggalangit yang juga adalah putri
kerajaan Kediri ini kabur karena tidak ingin dijodohkan dengan sang
Prabu Kelana.
Setelah perjalanan berhari-hari, Dewi Sanggalangit pun akhirnya
ditemukan disebuah goa ketika ia tengah bersemedi. Ketika diajak pulang
untuk dinikahi, putri Kediri tetap tak mau. Sang prabu pun merayunya
dengan janji akan menuruti segala apapun permintaan yang diajukan oleh
sang calon permaisuri. Dari hasil semedi, sang putripun mendapat wahyu
agar memintakan sebuah kesenian baru yang belum pernah ada sebelumnya
dimana kesenian tersebut harus menggambarkan bahwa sang calon permaisuri
adalah memang orang yang benar-benar dicintai sang raja.
Setelah berpikir cukup keras berhari-hari, akhirnya sang prabu mendapat
wahyu dari Dewi Parwati untuk membuat seni pertunjukan berupa tarian
menggunakan barongan berupa reog. Reognya sendiri dibuat sangat besar
dengan perlambangan cinta berupa bulu burung merak dan kepala harimau.
Bulu burung merak melambangkan sang calon permaisuri dan kepala harimau
melambangkan sang Prabu. Tarian reog ponorogo kala itupun langsung
dipertontonkan pada sang calon permaisuri. Melihat tarian tersebut, sang
calon permaisuri pu n sangat senang dan berjanji mau dinikahi sang
prabu asal tarian reog tersebut dipertontonkan setiap tahun ketika
memperingati hari pernikahan mereka. Sejak saat itulah reog ponorogopun
lahir.
Cerita asal usul reog ponorogo tersebut berkembang di masyarakat hingga
kini. Kendati demikian, sebetulnya nama reog baru diperkenalkan sejak
tahun 1989. Sebelumnya reog dikenal dengan nama REYOG. Nama tersebut
diganti oleh Bupati Ponorogo Markum Singomedjo untuk tujuan propaganda
pembangunan. Nama REOG dipilih karena sangat cocok digunakan sebagai
akronim dari slogan resmi kabupaten ponorogo yaitu “Resik, Endah, Omber,
Girang gemirang”.
Demikianlah cerita asal usul reog ponorogo yang dipercayai oleh
masyarakat sekitar sebagai awal lahirnya kesenian ini. Semoga cerita ini
dapat meyakinkan kita bahwa memang kesenian reog ponorogo memang
benar-benar hasil karya budaya leluhur tanah air Indonesia pada tempo
dulu.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/07/asal-usul-reog-ponorogo.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/07/asal-usul-reog-ponorogo.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Home » Asal Usul » Asal Usul Reog Ponorogo
Asal Usul Reog Ponorogo
Administrator
2 Comments
Asal Usul
Rabu, 30 Juli 2014
Reog Ponorogo adalah salah satu kesenian warisan leluhur Indonesia yang
sempat diklaim secara sepihak oleh negara Malaysia. Pengklaiman ini
sendiri sebetulnya terjadi karena kebudayaan tersebut dibawa oleh warga
Ponorogo yang datang dan menetap di Malaysia kemudian berkembang pesat
disana, dan pula jika ditinjau dari sisi sejarah, asal usul reog
ponorogo memang lahir dan berkembang di Indonesia lebih dulu. Untuk
mengetahui asal-usul reog Ponorogo lebih jauh, mari kita simak
pembahasan berikut:
Asal Usul Reog Ponorogo
Asal Usul Reog Ponorogo
Menurut cerita yang berkembang, asal usul Reog Ponorogo dilatarbelakangi
oleh kisah perjalanan Raja Kerajaan Bantarangin, yaitu Prabu Kelana
Sewandana yang tengah mencari calon permaisurinya pada tahun 900 Saka.
Calon permaisuri tersebut dicari karena kabur dari kerajaan Bantarangin.
Calon permaisuri yang bernama Dewi Sanggalangit yang juga adalah putri
kerajaan Kediri ini kabur karena tidak ingin dijodohkan dengan sang
Prabu Kelana.
Setelah perjalanan berhari-hari, Dewi Sanggalangit pun akhirnya
ditemukan disebuah goa ketika ia tengah bersemedi. Ketika diajak pulang
untuk dinikahi, putri Kediri tetap tak mau. Sang prabu pun merayunya
dengan janji akan menuruti segala apapun permintaan yang diajukan oleh
sang calon permaisuri. Dari hasil semedi, sang putripun mendapat wahyu
agar memintakan sebuah kesenian baru yang belum pernah ada sebelumnya
dimana kesenian tersebut harus menggambarkan bahwa sang calon permaisuri
adalah memang orang yang benar-benar dicintai sang raja.
Setelah berpikir cukup keras berhari-hari, akhirnya sang prabu mendapat
wahyu dari Dewi Parwati untuk membuat seni pertunjukan berupa tarian
menggunakan barongan berupa reog. Reognya sendiri dibuat sangat besar
dengan perlambangan cinta berupa bulu burung merak dan kepala harimau.
Bulu burung merak melambangkan sang calon permaisuri dan kepala harimau
melambangkan sang Prabu. Tarian reog ponorogo kala itupun langsung
dipertontonkan pada sang calon permaisuri. Melihat tarian tersebut, sang
calon permaisuri pu n sangat senang dan berjanji mau dinikahi sang
prabu asal tarian reog tersebut dipertontonkan setiap tahun ketika
memperingati hari pernikahan mereka. Sejak saat itulah reog ponorogopun
lahir.
Cerita asal usul reog ponorogo tersebut berkembang di masyarakat hingga
kini. Kendati demikian, sebetulnya nama reog baru diperkenalkan sejak
tahun 1989. Sebelumnya reog dikenal dengan nama REYOG. Nama tersebut
diganti oleh Bupati Ponorogo Markum Singomedjo untuk tujuan propaganda
pembangunan. Nama REOG dipilih karena sangat cocok digunakan sebagai
akronim dari slogan resmi kabupaten ponorogo yaitu “Resik, Endah, Omber,
Girang gemirang”.
Demikianlah cerita asal usul reog ponorogo yang dipercayai oleh
masyarakat sekitar sebagai awal lahirnya kesenian ini. Semoga cerita ini
dapat meyakinkan kita bahwa memang kesenian reog ponorogo memang
benar-benar hasil karya budaya leluhur tanah air Indonesia pada tempo
dulu.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/07/asal-usul-reog-ponorogo.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2014/07/asal-usul-reog-ponorogo.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
0 komentar for "Legenda Reog Ponorogo"
Leave a reply